Jumat, 28 Oktober 2011

Perangkap-Perangkap Ketamakan


Penumpukan kekayaan merupakan sesuatu yang sangat berpengaruh di masyarakat, pengeluaran yang boros, pamer kekayaan, kemewahan, gaya hidup yang mahal.  Bahkan seseorang dapat ditipu oleh pemikiran bahwa kebahagiaan, kekuasaan, dan jabatan dibutuhkan untuk menjalani hidup yang normal dan memuaskan.
Apa saja yang termasuk perangkap-perangkap (jebakan)  ketamakan (keserakahan) ?
  1. Ketamakan meyakinkan kita,  bahwa kita butuh lebih banyak
Orang-orang yang memiliki  banyak uang dan kekayaan akan menghasilkan properti yang lebih dari yang dibutuhkannya melebihi kebutuhan normalnya. Diperdaya oleh pemikiran bahwa uang dapat membeli kebahagiaan. Seperti Tikus-Tikus yang ingin mendapatkan lebih daripada apa yang dapat disentuh kumis mereka. Maka terjadilah KORUPSI.
  1. Ketamakan Memperbudak diri sendiri
Jika ketamakan sudah  menjadi BOS kita, maka kita akan melakukan apapun yang diperintahkannya. Begitu memperoleh hal-hal yang tidak diperlukan, maka akan ingin memiliki hal-hal lain yang tidak penting. Akibatnya apa? Kita hanya ingin membeli barang-barang untuk membuat orang lain terkesan, dan akan menemukan orang-orang yang sama Tamaknya. Maka Terjadilah PAMER dan KESOMBONGAN
  1. Ketamakan Mengarah pada Kehancuran Diri
Kekayaan sering kali menarik perhatian teman-teman yang angin-anginan. Dengan bertambahnya harta, maka bertambah pulalah orang-orang yang menghabiskannya. Ketika semua uangnya habis, tak ada seorang temanpun yang hadir untuk menolong.Ketamakan Menciptakan satu tuntutan untuk ini dan itu demi gengsi. Maka Terjadilah KEMISKINAN dan KEMELARATAN, KEHANCURAN diri dan masa depan.
  1. Ketamakan Menimbulkan Kencaduan
ketamakan akan membuat kita haus akan uang, kekuasaan dan lain-lain. Ketamakan telah memegang dengan erat dalam jebakan “materi”. Begitu ketamakan telah melihat kita kecanduan, maka ia akan memfokuskan kita pada perilaku  menyimpan dan menimbun kekayaan yang diperoleh, maka mulailah sakit kepala, panik, khawatir, bahkan menghabiskan banyak uang untuk melindungi dan mempertahankan harta, meskipun sudah dalam keadaan sekarat. Maka yang timbul adalah pemikiran yang menganggap Materi adalah Yang Penting, dan yang penting itu menjadi tidak penting.
  1. Orang Tamak Lebih menghargai hadiah daripada kehadiran
Saat Menerima Kedatangan Tamu dari eropa, seorang tamak berkata…”wah kamu sudah sampai…….”. mana oleh-olehnya?? Bawa Coklat dari German….? yang terkenal dengan wine nya? Bawa Menara eiffel kah..? Bawa Lukisan dari Museum monalisakah? Bukan bertanya bagaimana kabarnya?. Akibatnya TAK ADA LAGI RASA MENGHARGAI.
Sudah Bijakkah Kita Menghadapi Jebakan Ketamakan ini?
Ketamakan ini haruslah kita Obati, kita sembuhkan di dalam diri dan sekitar kita, dengan cara :
  1. Bermurah hatilah kepada orang lain
  2. Hiduplah sederhana dalam segala kekayaanmu
  3. Belajarlah dari si miskin, si tukang sapu jalanan, si pengemis, dan masih banyak lagi orang-orang yang menjadi teladan
  4. Belajarlah memberi benda kesayangan anda kepada orang yang lebih membutuhkan. Maka kita akan merasakan hidup sangat berarti
  5. Tanamkan rasa peduli terhadap lingkungan sekitar
  6. Miliki niat yang tulus dan selalu rendah hati
  7. Hargailah kehadiran setiap orang.
  8. Jangan cintai uang melebihi dirimu sendiri.
  9. Cintailah Tuhanmu/Allahmu , karena kita datang ke dunia ini tanpa sehelai benangpun. Jadi segala yang dimiliki ini hanyalah sementara.
  10. Sumber: GO->

Tidak ada komentar:

Posting Komentar